BAB
I
PENDAHULUAN
A. LatarOBelakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsiO(Gunawan,1998).
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan .Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien. KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamananOmedis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan0(ferundity).
Pada tahun 1960 angka kematian balita mencapai lebih dari 200 per 1000 orang, dua kali lebih besar dari angka kematian balita di Filipina atau Thailand. Pada tahun 2005 angka tersebut turun hingga kurang dari 50 per 1000 orang, yang merupakan salah satu penurunan tertinggi yang terjadi di kawasan ini. Seorang anak yang lahir pada tahun 1940 hanya memiliki sekitar 60% kesempatan untuk mengenyam pendidikan, 40% untuk menamatkan sekolah dasar dan 15% untuk menamatkan pendidikan di sekolah menengah pertama. Sebaliknya, lebih dari 90% anak-anak yang lahir sejak tahun 1980 berhasil menamatkan pendidikan sekolahOmenengahOpertama.
Sebagian besar kemajuan yang diperoleh semata-mata berkaitan dengan peningkatan pendapatan. Pendapatan perkapita berlipat ganda antara tahun 1970 sampai dengan 1980 dan berlipat ganda lagi pada akhir tahun 1990 (sebelum terjadi krisis ekonomi tahun 1997). Salah satu analisis tentang program Keluarga Berencana Indonesia yang sangat luas menunjukkan bahwa sebagian besar pengurangan fertilitas berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan peningkatan jenjang . Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB berkurang . Berbagai jenis alat kontrasepsi diantaranya pil, suntik, susuk, tubektomi, dan vasektomi . Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu alat yaitu mengenai KB susuk. Susuk merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil dari plastik dengan panjang masing-masing 3cm. Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Hormon yang dikandung dalam susuk ini adalah progesterone, yakni hormon yang berfungsi menghentikan suplai hormon estrogen yakni hormon yang mendorong pembentukan lapisan dinding lemak dan, dengan demikian menyebabkan terjadinya menstruasi. Alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan dengan cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya. Selanjutnya hormon akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah. Susuk KB bekerja efektif selama 5 tahun. Jika dalam waktu tersebut si pemakai menginginkan kehamilan, maka susuk dapat segera diangkat. Tapi jika tidak, si pemakai tidak perlu repot-repot lagi menggunakan alat KB lain. Hanya sesekali ia perlu memeriksakan kesehatan ke dokter atau bidan yang memasangkan susuk tersebut. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api. Dibandingkan pil atau suntikan KB, hormon yang terkandung dalam susuk ini lebih sedikit. Namun demikian, efek sampingan yang dibawanya tetap ada. Oleh karena itu, sebelumnya pemakai harus mengkonsultasikan riwayat dan kondisi kesehatannya terlebih dulu kepada dokter.
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsiO(Gunawan,1998).
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan .Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien. KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamananOmedis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan0(ferundity).
Pada tahun 1960 angka kematian balita mencapai lebih dari 200 per 1000 orang, dua kali lebih besar dari angka kematian balita di Filipina atau Thailand. Pada tahun 2005 angka tersebut turun hingga kurang dari 50 per 1000 orang, yang merupakan salah satu penurunan tertinggi yang terjadi di kawasan ini. Seorang anak yang lahir pada tahun 1940 hanya memiliki sekitar 60% kesempatan untuk mengenyam pendidikan, 40% untuk menamatkan sekolah dasar dan 15% untuk menamatkan pendidikan di sekolah menengah pertama. Sebaliknya, lebih dari 90% anak-anak yang lahir sejak tahun 1980 berhasil menamatkan pendidikan sekolahOmenengahOpertama.
Sebagian besar kemajuan yang diperoleh semata-mata berkaitan dengan peningkatan pendapatan. Pendapatan perkapita berlipat ganda antara tahun 1970 sampai dengan 1980 dan berlipat ganda lagi pada akhir tahun 1990 (sebelum terjadi krisis ekonomi tahun 1997). Salah satu analisis tentang program Keluarga Berencana Indonesia yang sangat luas menunjukkan bahwa sebagian besar pengurangan fertilitas berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan peningkatan jenjang . Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB berkurang . Berbagai jenis alat kontrasepsi diantaranya pil, suntik, susuk, tubektomi, dan vasektomi . Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu alat yaitu mengenai KB susuk. Susuk merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil dari plastik dengan panjang masing-masing 3cm. Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Hormon yang dikandung dalam susuk ini adalah progesterone, yakni hormon yang berfungsi menghentikan suplai hormon estrogen yakni hormon yang mendorong pembentukan lapisan dinding lemak dan, dengan demikian menyebabkan terjadinya menstruasi. Alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan dengan cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya. Selanjutnya hormon akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah. Susuk KB bekerja efektif selama 5 tahun. Jika dalam waktu tersebut si pemakai menginginkan kehamilan, maka susuk dapat segera diangkat. Tapi jika tidak, si pemakai tidak perlu repot-repot lagi menggunakan alat KB lain. Hanya sesekali ia perlu memeriksakan kesehatan ke dokter atau bidan yang memasangkan susuk tersebut. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api. Dibandingkan pil atau suntikan KB, hormon yang terkandung dalam susuk ini lebih sedikit. Namun demikian, efek sampingan yang dibawanya tetap ada. Oleh karena itu, sebelumnya pemakai harus mengkonsultasikan riwayat dan kondisi kesehatannya terlebih dulu kepada dokter.
B. Tujuan
Berdasarkan uraian dari latar
belakang tersebut diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui definisi dari KB susuk
2. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi KB susuk
3. Mengetahui keuntungan dan kekurangan KB susuk
4. Mengetahui efektifitas Kb susuk
5. Mengetahui efek samping penggunaan KB susuk
6. Mengetahui Cara Pemasangan KB susuk
1. Mengetahui definisi dari KB susuk
2. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi KB susuk
3. Mengetahui keuntungan dan kekurangan KB susuk
4. Mengetahui efektifitas Kb susuk
5. Mengetahui efek samping penggunaan KB susuk
6. Mengetahui Cara Pemasangan KB susuk
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Kontrasepsi yang popular dengan nama
“susuk KB” ini berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul yang diinsersikan
di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku.
Levonorgestrel adalah suatu progestin yang telah banyak dipakai dalam pik KB
seperti ovral dan nordette. Setiap kapsul mengandung 38 mg lovonorgestrel.
Setiap hari ke enam kapsul akan melepas 50 mikro gram levonorgestrel. Dan akan
efektif sebagai kontrasepsi untuk 5 tahun (Gunawan,1999).
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh pemasangan yang tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang terlatih (dokter,bidan,dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut implan.untuk mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan,semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut,dengan menggunakan upaya pencegahan infeksiyang dianjurkan (Sarifiddin, 2006).
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh pemasangan yang tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang terlatih (dokter,bidan,dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut implan.untuk mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan,semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut,dengan menggunakan upaya pencegahan infeksiyang dianjurkan (Sarifiddin, 2006).
B. Jenis-Jenis
Implant dan Mekanisme Kerjanya
1. Norplant. Terdiri dari 6 batang
silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang
diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun
2. Implanon. Terdiri dari 1 batang
lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68
mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun
3. Jadena dan indoplant. Terdiri dari 2
batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun
Adapun
Mekanisme Kerjanya adalah
1. Mengentalkan lendir serviks sehingga
menyulitkan penetrasi sperma
2. Menimbulkan perubahan-perubahan pada
endometrium sehingga tidak cocok untuk implantasi zygote
3. Pada sebagian kasus dapat pula
menghalangi terjadinya ovulasi
C. Mengurangi transportasi sperma
Indikasi dan Kontra Indikasi
Indikasi dan Kontra Indikasi
Indikasi
1. Pemakaian KB yang jangka waktu lama
2. Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak
antara kelahirannya tidak terlalu dekat.
3. Tidak dapat memakai jenis KB yang
lain
Kontra
Indikasi
1. Hamil atau diduga hamil, Pendarahan
Vagina tanpa sebab.
2. Wanita dalam usia reproduksi
3. Telah atau belum memiliki anak
4. Menginginkan kontrasepsi jangka
panjang (3 tahun untuk Jadena)
5. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
6. Pasca persalinan dan tidak menyusui
7. Pasca keguguran
8. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi
menolak kontrasepsi mantap
9. Riwayat kehamilan ektopik
10. Tekanan darah <180/110 mmHg,
dengan masalah pembekuan darah, atau amenia bulan sabit (sickle cell)
11. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal
yang mengandung estrogen
12. Sering lupa menggunakan pil
13. Perdarahan pervaginan yang belum
diketahui penyebabnya
14. Benjolan/kanker payudara atau
riwayat kanker payudara
15. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang
terjadi
16. Miom uterus dan kanker payudara
D. Ganguan toleransi glukosa
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain :
Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain :
1. Implant merupakan cara KB yang
sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan
secara sempurna
2. Implant tidak merepotkan. Setelah
pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya
pada penggunaan pil
3. Sekali pasang, akseptor akan
mendapatkan perlindungan selama 5 tahun
4. Implant cukup memuaskan. Tidak ada
yang dimasukkan ke dalam vagina dan tidak mengganggu kebahagiaan dalam hubungan
seksual
5. Implant sangat mudah diangkat
kembali. Bila seorang akseptor menginkan anak lagi, kesuburannya dapat langsung
kembali setelah norplant diangkat
6. Implant merupakan cara KB yang ideal
bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk
melakukan sterilisasi (GUNAWAN, 1999).
Keuntungan
dari metode ini adalah:
1. Pengembalian tingkat kesuburan yang
cepat setelah pencabutan
2. Tidak melakukan pemeriksaan dalam
3. Bebas dari pengaruh estrogen
4. Tidak mengganggu ASI
5. Klien hanya perlu kembali ke klinik
jika ada keluhan
6. Perdarahan lebih ringan
7. Tidak menaikkan tekanan darah
8. Mengurangi nyeri haid
9. Mengurangi/ memperbaiki anemia
10. Melindungi terjadinya kanker
endometrium
11. Menurunkan angka kejadian kelainan
jinak payudara
12. Melindungi diri dari beberapa penyakit radang
panggul
Kekurangan
pada alat kontrasepsi implant adalah
1. Timbul beberapa keluhan nyeri
kepala, peningkatan/ penurunan berat badan, nyeri payudara, perasaan mual,
pusing kepala, perubahan mood atau kegelisahan.
2. Membutuhkan tindak pembedahan minor
untuk insersi dan pencabutan
3. Tidak memberikan efek protektif
terhadap infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS
4. Efektifitasnya menurun jika
menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsi.
5. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit
lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun)
E. Efek
Samping
1. Efek samping paling utama dari
implant adalah perubahan pola haid, yang terjadi pada kira-kira 6 % akseptor
terutama selama 3-6 bulan pertama dari pemakaian.
2. Yang paling sering terjadi:
- Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid
- Perdarahan bercak (spotting)
- Berkurangnya panjang siklus haid
- Amenore, meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan bercak.
- Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid
- Perdarahan bercak (spotting)
- Berkurangnya panjang siklus haid
- Amenore, meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan bercak.
3. Umumnya perubahan-perubahan haid
tersebut tidak mempunyai efek yang membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi
perdarahan lebih sering daripada biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak
berubah.
4. Pada sebagian akseptor, perdarahan
ireguler akan berkurang dengan berjalannya waktu.
5. Perdarahan hebat jarang terjadi
(Cahyani, 2009).
6. Perubahan dalam periode menstruasi
merupakan keadaan yang paling sering ditemui. Kadang-kadang ada akseptor yang
mengalami kenaikan berat badan (Gunawan, 1999).
F. Pemasangan
Implant
1. Pelaksanaan Pelayanan
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan maupun pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan (ramai) di klinik maupun di rumah sakit,serta harus:
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan maupun pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan (ramai) di klinik maupun di rumah sakit,serta harus:
·
Mamiliki
pencahayaan yang cukup
·
Berlantai
keramik atau semen sehingga mudah di bersihkan
·
Terbebas
dari debu dan serangga
·
Memiliki
ventilasi udara yang baik
·
Selain
itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air bersih dan
mengalir (air kran dan lain-lain).
2. Pencegahan Infeksi
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan implan, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu melakukan hal-hal sbb:
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan implan, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu melakukan hal-hal sbb:
·
Meminta
klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang akan dipasang implan
dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang tertinggal (sisa sabun dapat
mengurangi efektifitas beberapa anti septik). Langkah ini sangat penting
khususnya bila kebersihan klien sangat kurang
·
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang
mengalir. Untuk pemasangan dan pencabutan batang, cuci tangan dengan sabun
selama 5-10 detik kemudian bila dengan air bersih yang mengalir sudah cukup
·
Pakai
kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT. (Gunakan sepasang
sarung tangan yang berbeda untuk tindakan guna menghindari kontaminasi silang
·
Siapkan
daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah diberi anti septik:
gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada daerah pemasangan/pencabutan
implan.
·
Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan
batang implan,dan sebelum malepas sarung tangan, dekontaminasi instrumen dengan
larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang atau merendam jarum dan alat suntik,isi
dahulu dengan larutan clorin. Setelah pemasangan, pisahkan plunger dari trokar.
Darah kering akan menyulitkan waktu memisahkan plunger dari trokar. Rendam
selama 10 menit;kemudian bilas segera dengan air bersih.
·
Kain
operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah dipakai, taruh
pada wadah kering dan bertutup
·
Dengan
tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan terkontaminsi (kassa,kapas,dll)
kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang tidak bocor. Jarum dan
alat suntik sekali pakai (disposable) harus dibuang kedalam wadah yang tahan
tusuk.
·
Masukkan
kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5%.
Lepaskan sarung tangan dari dalam ke luar.
3. Persiapan
a. Persiapan Klien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang akan mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan implan Norplant
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang akan mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan implan Norplant
b. .Peralatan dan Instrumen untuk
Insersi
·
Meja
periksa untuk berbaling klien
·
Alat
penyangga lengan (tambahan)
·
Batang
implan dalam kantong
·
kain
penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk tempat meletakkan
implan Norplant.
·
Pepasang
sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril (atau didisinfeksi
tingkat tinggi)
·
Sabun
untuk mencuci tangan
·
Larutan
anti septik untuk disinfeksi kulit(mis,betadin atau sejenis gol povidon iodin
lainnya), lengkap dengan cawan/mangkok anti karat.
·
Zat
anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
·
Semprit(5-10ml),
dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm (1-1 1/2inch)
·
Trokar
10 dan madrin
·
Skalpel
11 atau 15
·
Kassa
pembalut, band aid, atau plester
·
Kassa
steril dan pembalut
·
Epinefrin
untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk kaperluan darurat)
·
Klem
penjepit atau forsep mosquito (tambahan)
·
Bak/tempat
instrumen (tertutup)
4. Kunci Keberhasilan Pemasangan
·
Untuk
tempat pemasangan kapsul,pilihlah lengan klien yang jarang digunakan
·
Gunakan
cara pencegahan infeksi yang dianjurkan
·
Pastikan
kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas lipat siku, didaerah
media lengan
·
Insisi
untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus kulit. Gunakan kalpel atau
trokar tajam untuk membuat insisi.
·
Masukkan
trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil, superfisisl tepat dibawah
kulit. Waktu memasang trokar jangan dipaksakan
·
Ttrokar
harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk memastikan memastikan pemasangan
tepat dibawah kulit
·
Pastikan
1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum kapsul berikutnya dipasang
(untuk mencegah kerusakan kapsul sebelumnya,pegang kapsul yangsudah terpasang
tersebut dengan jari tengah dan masuk trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari
tersebut)
·
Setelah
selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar atau terlalu dekat
dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali dalam
posisi yang tepat
·
Jangan
dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul dipasang dan
periksa seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk memastikan bahwa keenam kapsul dipasang
dalam posisi benar dan pada bidang yang sama dibawah kulit.
·
Kapsul
pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat
5. Persiapan Pemasangan
·
Langkah
1
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas antisetik tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas antisetik tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.
·
Langkah
2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan kain bersih.
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan kain bersih.
·
Langkah
3
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinis untuk memudahkan pemasangan.
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinis untuk memudahkan pemasangan.
·
Langkah
4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
·
Langkah
5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
·
Langkah
6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT saat melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali dengan alat yang steril atau DDT.
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT saat melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali dengan alat yang steril atau DDT.
6. Tindakan Sebelum Pemasanagan
·
Langkah
1
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
·
Langkah
2
Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah kontaminasi silang).
Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah kontaminasi silang).
·
Langkah
3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memstikan jumlahnya.
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memstikan jumlahnya.
·
Langkah
4
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampai mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yanga berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampai mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yanga berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
·
Langkah
5
Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
·
Langkah
6
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul implan.
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul implan.
·
Langkah
7
Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.
Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.
7. Pemasanagan Kapsul
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk memastikan obat anestesi telah bekerja.
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk memastikan obat anestesi telah bekerja.
·
Langkah
1
Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.
Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.
·
Langkah
2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar, tanda (1) dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan setiap kapsul. Tanda (2) dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang setiap kapsul.
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar, tanda (1) dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan setiap kapsul. Tanda (2) dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang setiap kapsul.
·
Langkah
3
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit. Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut lainnya.
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit. Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut lainnya.
·
Langkah
4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
·
Langkah
5
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
·
Langkah
6
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
·
Langkah
7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa.
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa.
·
Langkah
8
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan. Terik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan. Terik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.
·
Langkah
9
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.
·
Langkah
10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya.
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya.
·
Langkah
11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
·
Langkah
12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
·
Langkah
13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang tepat.
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang tepat.
·
Langkah
14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit
8. Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul
a. Menutup luka insisi
·
Temukan
tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kassa steril untuk
menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit karena dapat menimbulkan
jaringan parut
·
Periksa
adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis dan
mengurangi memar (perdarahan subkutan)
b. Perawatan klien
·
Buat
catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian tidak umum yang
mungkin terjadi selama pemasangan.
·
Amati
klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi
atau efek lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka
insisi setelah pemaasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis.
G. Pencabutan Implant
Pengangkatan
Norplant dilakukan atas indikasi :
1. Atas permintaan akseptor (seperti
ingin hamil lagi)
2. Timbulnya efeksamping yang sangat
mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan pengobatan biasa
3. Sudah habis masa pakainya
4. Terjadi kehamilan
Prosedur Pengangkatan
1. Alat-alat yang diperlukan: selain
dari alat-alat yang diperlukan sewaktu pemasangan kapsul Norplant diperlukan
pula satu forceps lurus dan satu furseps bengkok.
2. Tentukan lokasi kapsul Norplant
(kapsul 1-6), kalau perlu kapsul di dorong kearah tempat insisi akan dilakukan.
·
Daerah
insisi di disinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang berlubang
·
Lakukan
anastesi lokal
·
Kemudian
lakukan insisi selebar 5-7 mm ditempat yang paling dekat dengan kapsul Norplant
·
Forceps dimasukan kedalam lubang insisi dan
kapsul didorong dengan jari tangan lain kearah ujung forceps, selanjutnya
forceps dibuka lalu kapsul dijepit dengan ujung forceps.
·
Selanjutnya kapsul yang sudah dijepit kemudian
ditarik pelan-pelan. Kalo perlu dibantu dengan mendorong kapsul dengan jari
tangan lain. Adakalanya kapsul sudah terbungkus dengan jaringan sekitarnya dalm
hal ini dilakukan insisi pada jaringan yang membungkus kapsul tersebut
pelan-pelan sampai kapsul menjadi bebas sehingga mudah menariknya keluar
·
Lakukan
prosedur ini beturut-turut untuk mengeuarkan kapsul kedua sampai keenam. Jika
sewaktu mengeluarkan kapsul terjadi perdarahan maka hentikan terlebih dahulu
perdarahannya
·
Setelah
semua kapsul dikeluarkan dan tidak terjadi perdarahan tutup luka dengan kassa
steril kemudian di plester
·
Pada
umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit
·
Informasikan
kepada pemakai untuk tidak membasahi luka selama 3 hari.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat kontrasepsi susuk atau implan
berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul yang diinsersikan di bawah kulit
lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku. Indikasi
penggunaan KB susuk adalah pemakaian KB yang jangka waktu lama, masih
berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu
dekat.tidak dapat memakai jenis KB yang lain. Banyak alasan dapat dikemukakan
mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru.
Alasan-alasan tersebut antara lain implant merupakan cara KB yang sangat efektif
dalam mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna,
tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau
memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil. Implant merupakan cara KB yang
ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap
untuk melakukan sterilisasi
B. Saran
Demi kesempurnaan makalah kami, maka
kami meminta saran serta kritik yang mendukung demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar